Senin, 13 Agustus 2012

Sejarah Pasukan Pelopor

Pasukan Pelopor

          pasukan khusus pada masa konflik adalah pasukan bisa langsung diuji coba di medan pertempuran sebenarnya. Pasukan Brimob Rangers ini menjalani test mission di kawasan Cibeber, Ciawi dan Cikatomas perbatasan Tasikmalaya-Garut Jawa Barat pada tahun 1959. Dalam penugasan ini mereka sering menghadapi penghadangan oleh gerombolan DI/TII dalam jumlah besar. Teknik bertempur anti gerilya teruji dalam test mission ini. Namun demikian, dalam test mission ini akhirnya ada juga anggota Rangers yang tidak siap mental dalam bertempur dan mereka akhirnya harus keluar dari pasukan.
Penugasan resmi operasi militer Brimob Rangers adalah dalam Gerakan Operasi Militer IV di kawasan Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Dalam GOM IV ini pasukan Brimob Rangers menjadi bagian dari Batalyon Infanteri Bangka-Belitung pimpinan Letkol (Inf) Dani Effendi. Penugasan ke Sumatera ini dalam supervisi langsung dari Letjen Ahmad Yani. Pasukan Rangers mempunyai tugas khusus menangkap sisa-sisa pasukan PRRI yang masih bergerilya di hutan Sumatera pimpinan Mayor Malik.
Pasukan Brimob Rangers ini kemudian mengalami perubahan nama menjadi Pelopor pada tahun 1961 pada masa Kapolri Soekarno Djoyonegoro. Hal ini sesuai dengan keinginan Presiden Soekarno yang menghendaki nama Indonesia bagi satuan-satuan TNI/Polri. Pada masa ini pula, Rangers/Pelopor menerima senjata yang menjadi trade mark mereka yaitu AR-15. Penugasan selanjutnya dari pasukan ini adalah menyusup ke Irian Barat/Papua dalam rangka menjadi bagian dari Komando Trikora. Pasukan ini berhasil mendarat di Fak-fak pada bulan Mei 1962 dan terlibat dalam pertempuran dengan Angkatan Darat Belanda. Pasukan ini juga terlibat dalam konfrontasi dengan Malaysia pada tahun 1964. Pada masa ini pasukan Brimob-Rangers Indonesia berhadapan dengan unit elite SAS dari Inggris.
Pada tahun 1972 pasukan ini secara resmi dibubarkan karena perubahan kebijakan politik pemerintah waktu itu nama pasukan ini pada waktu itu adalah Resimen Pelopor (Menpor) dengan markas di Kelapa Dua Cimanggis. Pada saat persiapan Operasi Seroja tahun 1975, pasukan ini dimobilisasi dan dimasukkan dalam pasukan khusus Detasemen Khusus Alap-alap. Namun, karena sebagian besar anggota Menpor yang masuk dalam Densus Alap-alap sudah bertugas sebagai polisi umum dan tidak pernah lagi berlatih sebagai pasukan komando, maka insting pasukan komando mereka jauh berkurang. Akibatnya banyak anggota Menpor yang gugur dalam pertempuran di Timor-Timur saat Operasi Seroja. Sayangnya pada masa inilah pasukan ini dikenang, sehingga kejayaan mereka saat menumpas DI/TII dan PRRI-Permesta, serta penyusupan ke Papua dan Malaysia seolah hilang sama sekali. Oleh karena itu, Brimob Ranger/Resimen Pelopor seolah terlupakan dari sejarah militer Indonesia. Padahal salah satu mantan Komandan Resimen Pelopor adalah Kapolri yang populer yaitu almarhum Jenderal (Pol) Anton Soedjarwo.

Sejarah BRIMOB Polda Aceh

           Pada thn 1951 dibentuk kompi Mobile Brigade 5164 di kuta raja (banda aceh) jumlah personil 64 org yg menjadi satuan inti pemukul di Kepolisian Daerah Aceh guna menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat. 

Berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep/552/XI/1983 , tgl 14 Nopember 1983 tentang Likwidasi Sat Batalyon dan redislokasi kompi BS, maka thn 1984 terjadi perubahan sebutan kompi-kompi yg diambil dari daerah masing-masing yg pernah berjasa pada masa pemberontakan dulu di Aceh, ditetapkanlah nama Kompi 5164.

                         Thn 1985 Kapolri Jenderal Polisi Anton Sujarwo dibentuk kembali Kompi Brimob 5164 yg berubah menjadi SatBrimobda yg sekaligus membawahi Kompi Brimob 5164.
Thn 1997 terjadi perubahahan perluasan di Korps Brimob Polri sehingga Satbrimobda Aceh menambah kekuatan 3 kompi yaitu:
- Kompi A/5164 berkedudukan di Banda Aceh.
- Kompi B/5272 berkedudukan di Aceh Utara.
- Kompi C/5579 berkedudukan di Aceh Barat.
- Kompi D/9801 berkedudukan di Banda Aceh. 

                                             Selanjutnya Kompi-kompi Brimob diurut penomorannya sesuai dgn jumlah Kompi di wilayah tsb dan mendapatkan penambahan kekuatan 1 kompi baru.
- Staf berkedudukan di Banda Aceh.
- Kompi 1 berkedudukan di Banda Aceh.
- Kompi 2 berkedudukan di Banda Aceh.
- Kompi 3 berkedudukan di Banda Aceh.
- Kompi 4 berkedudukan di Aceh Utara.
- Kompi 5 berkedudukan di Aceh Barat.

 
                   Letak Geografis Satbrimob Polda Aceh yg tupok melaksanakan harkamtibmas dan stabilitas di propinsi Aceh yg memiliki wilayah hukum 57,365,57 Km2 letak posisi 20 - 60 LU dan 950 - 980 BT yg berbatasan; 

Sebelah Utara berbatasan dgn Selat Malaka.
Sebelah Selatan berbatasan dgn Prov. Sumatera Utara.
Sebelah Timur berbatasan dgn Laut Hindia.
Sebelah Barat berbatasan dgn Laut Hindi, Kepulauan Andaman dan Nicobar India. 

 
Provinsi Aceh merupakan daerah Kepulauan terdiri dari 119 Pulau kecil dan sebagian besar merupakan pegunungan dan perbukitan.
 
Dampak musibah gempa dan gelombang Tsunami tgl 26 Desember 2004 yg melanda propinsi Aceh meng
alami
perubahan hingga perubahan markas Komando Brimob ditempatkan berkedudukan di Saree Aceh Besar

Kemudian pada tahun 2008 Brimob Aceh ....

Gambar Mako Internal Masterplan Subden

Mako SUBDEN - 4 DETASEMEN C PELOPOR

 


Jumat, 10 Agustus 2012

Sejarah Asal Usul Lahirnya Pasukan Brimob

      Cikal bakal pasukan ini bentukan dari barisan militer Jepang. Merupakan tenaga cadangan militer yg digerakan utk kancah peperangan Asia Timur Raya. Dibentuklah pd bulan April 1944 dgn nama barisan militer TOKOBETSU KEISATSU TAI, anggotanya terdiri dr Polisi Muda dan Pemuda Polisi yg ditempatkan di seluruh keresidenan Jawa-Madura. Calon anggota ini diasramakan dan memperoleh latihan kemiliteran dr Tentara Jepang yg, Pasukan ini terlatih, berdisplin tinggi, terorganisir dgn rapi serta memiliki persenjataan yg cukup baik. 

Ketika Jepang menyerah dari sekutu. Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
TOKOBETSU KEISATSU TAI dgn rakyat Indonesia bahu membahu mempertahankan Kemerdekaan RI. Secara otomatis penduduk Indonesia menyebut sbg Polisi Istimewa, Pasukan Istimewa, Barisan Polisi Istimewa. 

         Komisaris Polisi TK I Soemarto yg ketika menjabat sbg Wakil Kepala Kepolisian RI mempunyai inisiatif mengubah Pasukan Polisi Istimewa ini menjadi Mobile Brigade agar menjadi Pasukan yg berdisiplin tinggi, kompak, loyal, berdedikasi dan mampu bergerak secara cepat dan dinamis (mobile). 

         Di setiap keresidenan Jawa-Madura TOKOBETSU KEISATSU TAI ini beranggotakan 1 kompi 60 s/d 200 org, tergantung situasi di wilayah kompi tsb, dibawah Polisi Keresidenan umumnya dipimpin seorang komandan kompi berpangkat letnan satu. Pd tgl 17 September 1946 KAPOLRI R.S. Soekamto Tjokrodiatmojo memberi Kuasa kpd Komisaris Polisi M.Yasin utk melakukan usaha persiapan pembentukan Mobile Brigade, melalui Surat Perintah No.Pol.: 12/78/91 tgl 14 Nopember 1946 maka secara De jure resmi Pasukan Polisi Istimewa diubah namanya menjadi Mobile Brigade (mobrig). 
 
         Setiap Keresidenan dibentuk Mobile Brigade Keresidenan (MBK) kekuatan 1 kompi 100 personil dan dibentuk pula Mobile Brigade Besar Djawatan Kepolisian Negara (MBB-DKN) kekuatan 1 Batalyon. 
 
         Dgn Surat Keputusan Departemen Kepolisian Negara tgl 25 April 1959 No.Pol.: 13/MB/1959, maka Kesatuan Mobrig diubah susunannya menjadi tingkat Batalyon dibawah pimpinan AKP I.R Boediyoeno Gagak Pranolo, yg ditugaskan Operasi Militer pertama memberantas Pembrontak PPRI di Pekanbaru S
umatera. 

        Atas keberhasilan tugas-tugas Mobrig pd tgl 14 Nopember 1961 Presiden RI Ir.Soekarno selaku Inspektur upacara menganugrahkan Pataka " Nugraha Cakanti Yanna Utama " sbg penghargaan dari pemerintah atas pengabdian kesetiaan Mobrig, dan saat itu jg Mobile Brigade perubahan namanya menjadi Brigade Mobil (Brimob) dgn istilah bahasa Indonesia (DM). (Disunting Oleh Muhammad Muchaidir ginting)